Jaminan Bagi Orang Bertaqwa
Tujuan utama berpuasa adalah untuk mencapai kualitas
'takwa'. Apakah enaknya menjadi orang bertakwa, sehingga kita mesti mencapai
tingkatan itu? Telah kita bahas di depan bahwa kualitas takwa adalah kondisi
dimana seseorang mampu mengontrol pikiran, ucapan dan tingkah lakunya menjadi
penuh manfaat alias produktifitas tinggi.
Ya, orang bertakwa adalah orang yang memiliki produktiftas tinggi. Bukan orang yang bermalas malasan. Bukan orang yang suka ngobrol ngalor ngidul tidak ada gunanya. Apalagi, orang yang malah menimbulkan problem dalam kehidupannya. Baik pada dirinya sendiri, buat keluarganya, maupun orang-orang di sekitamya.
Inti takwa adalah mengendalikan perbuatan pikiran, ucapan, tingkah laku menuju pada manfaat. Semakin banyak manfaatnya, semakin bertakwalah dia. Semakin rendah manfaatnya, maka semakin rendah pula tingkat ketakwaaannya.
Dari sini kita bisa memahami, bahwa orang telah mencapai tingkatan bertakwa pasti bakal memberikan manfaat yang besar buat siapa saja. Inilah tingkatan yang bakal mengarah kepada fungsi rahmatan lil'alamin (bermanfaat / memberi rahmat bagi seluruh alam sekitarnya).
Ya, orang bertakwa adalah orang yang memiliki produktiftas tinggi. Bukan orang yang bermalas malasan. Bukan orang yang suka ngobrol ngalor ngidul tidak ada gunanya. Apalagi, orang yang malah menimbulkan problem dalam kehidupannya. Baik pada dirinya sendiri, buat keluarganya, maupun orang-orang di sekitamya.
Inti takwa adalah mengendalikan perbuatan pikiran, ucapan, tingkah laku menuju pada manfaat. Semakin banyak manfaatnya, semakin bertakwalah dia. Semakin rendah manfaatnya, maka semakin rendah pula tingkat ketakwaaannya.
Dari sini kita bisa memahami, bahwa orang telah mencapai tingkatan bertakwa pasti bakal memberikan manfaat yang besar buat siapa saja. Inilah tingkatan yang bakal mengarah kepada fungsi rahmatan lil'alamin (bermanfaat / memberi rahmat bagi seluruh alam sekitarnya).