"Migunani Marang liyan,Ora Gawe Kapitunaning Liyan,Marsudi Luhur Ing jiwo"

Selasa, 25 November 2014

Mungkin  saja Anda katakan: Bahwa ilmu-ilmu di balik ini semua begitu banyak, seperti ilmu kedokteran, astronomi dan kosmologi, anatomi hewan, sihir, ilmu-ilmu rajah dan lain sebagainya.
Namun, sebenarnya apa yang telah kami isyaratkan dalam disiplin kitab ini merupakan isyarat menuju (yang mengantar) pada ilmu diniyah (keagamaan), dimana hakikat eksistensinya harus maujud di jagad raya, sehingga kita mudah mencapai jalan menuju Allah Swt. sekaLigus memudahkan untuk pergi kepada-Nya. Sementara ilmu-ilmu tadi hanyalah merupakan sejumlah ilmu belaka, namun mengetahuinya tidaklah membawa kemaslahatan bagi hidup dan hari akhir. Karena itu, kami tidak menyebutkannya, di balik ilmu-ilmu yang saya sebutkan sebagai ilmu-ilmu lain yang diketahui interpretasinya dan banyak pula yang mengenalnya. Di sini tidak perlu kita sebutkan.
Bahkan saya katakan: Tampak di mata hati kami secara jelas, bahwa secara potensial ada sejumlah ilmu yang tidak tampak dalam wujud, walaupun secara potensial manusia mampu mencapainya. Dan sejumlah ilmu yang tampak dalam wujud sampai saat ini, tetapi pada abad ini seluruh manusia di muka bumi tidak mengenalnya. Ada juga sejumlah ilmu yang berada di luar jangkauan potensi pemikiran dan analisa manusia, yang hanya bisa dicapai oleh para malaikat muqarrabun. Kemampuan potensi anak cucu Adam memang terbatas. Sementara kemungkinan hak naluriah juga terbatas, sampai pada taraf kesempurnaan secara idhafi (berkesinambungan). Sebagaimana dalam hak binatang yang terbatas pada batas kekurangan.
Sedangkan Allah Swt. merupakan Dzat yang tidak bisa dibatasi oleh struktur ilmu dalam hak-Nya. Sementara ilmu kita berbeda dengan ilmu Allah yang haq. dalam dua hal: Di satu pihak, tidak adanya pangkal ilmu terscbut, dan di lain pihak, bahwa ilmu-ilmu tersebut tidak berada dalam hak potensi dan kemungkinan yang bisa dianalisa eksistensi wujudnya. Bahkan, Dia eksistensi dengan wujud dan hadir. Segala yang mungkin dalam hak-Nya dengan seluruh keparipurnaan-Nya, berarti Hadir dan Maujud.

Selasa, 14 Oktober 2014

Inilah Perbedaan Pelayanan Haji Indonesia dan Malaysia
Makkah,  NU Online
Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah Endang Jumali menerima tim penyelenggara haji Malaysia yang dipimpin oleh Datuk Sayid untuk berbagi pengalaman penyelenggaraan haji kedua negara agar ke depan lebih baik lagi.


"Ada beberapa kesamaan dan ada beberapa perbedaan penyelenggaraan haji kedua negara , "kata Endang Jumali di Makkah, Senin, tentang pertemuan yang berlangsung dua hari lalu. Kesamaan tersebut antara lain adalah yang pertama mendaftar adalah yang pertama dilayani untuk segera berangkat haji.

Kamis, 11 September 2014


Mau Sampai Kapan Kita Jauh dari Allah?
dakwatuna.com - Tuhanmu berfirman, “Wahai anak Adam! Sempatkanlah beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan rasa cukup dan Aku akan memenuhi tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam! Janganlah menjauh dari-Ku. Jika demikian, Aku akan memenuhi hatimu dengan kefakiran dan Aku akan memenuhi tangan-Mu dengan kesibukan.” (HR. Hakim, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihut Targhib wat Tarhib)
Masih banyak di sekitar kita menemui orang-orang yang jauh dari Allah, hidup mereka dipenuhi dengan hal-hal tidak bermanfaat bahkan membuat hati semakin keras dan tidak bercahaya. Seperti yang ditemui di jalan raya menuju kampus.. Saya melihat segerombolan Bapak-Bapak yang berusia 40-60 Tahun dengan asyik menikmati domino, asyik menyabung ayam. Seharusnya usia menedekati detik-detik kehidupan dihabiskan dengan kebaikan. Tidak hanya itu, pernah pula menemui para wanita-wanita yang begitu seksi menjual kecantikan dengan berbagai dalil terkadang kecantikan dipergunakan sebagai modal untuk mengait mata laki-laki bermata keranjang atau atas nama kebebasan…#miris dan jauhkan kami dari hal-hal yang tidak Engkau cintai Rabbi.
Mungkin pertemuan dengan para Bapak-bapak dan cewek-cewek cantik adalah cara Allah mengiring kait untuk berpikir, berkontemplasi serta mengambil hikmah. Senada dengan ungkapan Ibnu Qayyim bahwa berbahagialah manusia yang dianugerahi Agama, pikiran dan akhlak yang selalu bertautan dengan Rabbi.

Senin, 21 Juli 2014

Jaminan Bagi Orang Bertaqwa
Tujuan utama berpuasa adalah untuk mencapai kualitas 'takwa'. Apakah enaknya menjadi orang bertakwa, sehingga kita mesti mencapai tingkatan itu? Telah kita bahas di depan bahwa kualitas takwa adalah kondisi dimana seseorang mampu mengontrol pikiran, ucapan dan tingkah lakunya menjadi penuh manfaat alias produktifitas tinggi.

Ya, orang bertakwa adalah orang yang memiliki produktiftas tinggi. Bukan orang yang bermalas malasan. Bukan orang yang suka ngobrol ngalor ngidul tidak ada gunanya. Apalagi, orang yang malah menimbulkan problem dalam kehidupannya. Baik pada dirinya sendiri, buat keluarganya, maupun orang-orang di sekitamya.

Inti takwa adalah mengendalikan perbuatan pikiran, ucapan, tingkah laku menuju pada manfaat. Semakin banyak manfaatnya, semakin bertakwalah dia. Semakin rendah manfaatnya, maka semakin rendah pula tingkat ketakwaaannya.

Dari sini kita bisa memahami, bahwa orang telah mencapai tingkatan bertakwa pasti bakal memberikan manfaat yang besar buat siapa saja. Inilah tingkatan yang bakal mengarah kepada fungsi rahmatan lil'alamin (bermanfaat / memberi rahmat bagi seluruh alam sekitarnya).

Sabtu, 12 Juli 2014

30 Fadhilah Shalat Tarawih

Menyambung pembahasan mengenai tarawih yang sering disepelakan karena hukumnya yang sunnah, sungguh hal itu sangat-sangat keliru. Karena dalam kitab Durratun Nasihin disebutkan berbagai fadhilahnya sebagaimana yang diceritakan oleh baginda Ali karramallhu wajhah dalam sebuah hadits.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra. bahwasannya Rasulullah saw pernah ditanya seseorang mengenai fadhilah shalat tarawih di bulan Ramadhan, maka beliau berkata “(fadhilah tarawih) di malam;
1 : membebaskan seorang mu’min dari dosanya seperti ketika ia baru dilahirkan ibunya.
2 : diampunkan dosa kedua ibu-bapaknya, jika kedunya beriman.
3 : berseru malaikat dari bawah ‘arasy “mulailah beramal, Allah telah menghapus dosa-dosa yang terhadulu”.
4 : baginya pahala seperti membaca semua kitab Allah (taurat, injil, zabur dan alqur’an)
5 : Allah berikan padanya pahala shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil aqsha.
6 : Allah berikan padanya pahala orang yang thawaf di baitul ma’mur seraya memohonkan ampun untuknya segala batu dan lumpur.

Sabtu, 24 Mei 2014

Kiai Manshur Popongan, Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah

KH Muhammad Manshur, adalah pendiri Pondok Pesantren Popongan, Dusun Popongan, Desa Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Kiai Manshur adalah putera Syaikh Muhammad Abdul Hadi Giri Kusumo, seorang mursyid Tarekat Naqsyabandiyah-Khalidiyah di Giri Kusumo Mranggen Demak.
Berdasarkan cerita yang berkembang. pada prosesi pemakaman Mbah Hadi, terjadi sebuah fenomena khariqul “addah (aneh, luar biasa), yakni ada batu besar yang berada dekat calon makam Mbah Hadi. Seluruh pelayat tidak mampu menyingkirkan batu tersebut. Setelah Mbah Kiai Manshur datang, maka batu tersebut diangkatnya sendiri.
Mbah Manshur belajar agama kepada orang tuanya sendiri, yaitu Syaikh Muhammad Hadi Girikusumo. Ketika remaja, ia belajar Islam dan nyantri di Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta yang diasuh oleh Kiai Idris, sebuah pesantren tua yang pendiriannya dipelopori oleh Kraton Kasunanan Surakarta. Manshur muda kemudian mendirikan pesantren di Dusun Popongan Klaten, 20 KM dari Jamsaren Surakarta.
Kedatangan Mbah Manshur di Popongan bukan sebuah kebetulan. Sebelum ke Popongan, Klaten, Mbah Manshur sengaja dikirim oleh Mbah Hadi untuk belajar di Jamsaren, dan dalam perkembangannya menemukan Popongan sebagai tempat dakwah, pendidikan, dan pengembangan Islam, khususnya

Rabu, 30 April 2014


Karena Kejujuran, Kesucian, dan Juga Kebenarannya
Syeikh Abu Nashr as-Sarraj - rahimahullah -  berkata: Ja’far al-Khuldi memberitahuku tentang apa yang aku bacakan kepadanya: Al-Junaid —rahimahullah - bercerita
padaku: Suatu hari aku datang pada Sari as-Saqathi, kemudian ia berkata padaku: Aku akan menjadikan Anda kagum, karena hurung kecil (emprit) yang datang dan hinggap di serambi muka rumah ini. Lain aku mengambil segenggam makanan dan kulumatkan di telapak tanganku. lalu burung itu terbang dan hinggap di ujung jari-jemariku dan makan makanan yang ada di tanganku. Namun di waktu lain Ia datang di serambi muka rumah ini, kemudian aku mengambil sepotong roti yang sudah kulumatkan di atas telapak tanganku, tapi burung itu tak mau hinggap di tanganku sebagaimana sebelumnya. Lalu aku berpikir apa sehabnya Ia merasa takut denganku. Akhirnya aku ingat, bahwa aku pernah makan garam dengan rempah-rempah dan bumbu. Kemudian dalam rahasia hati (sirr) aku berkata, “Saya tobat dan tidak akan makan garam yang berempah dan penuh bumbu.” Akhirnya ia mau hinggap di tanganku dan makan apa yang ada di tanganku lalu ia terbang meninggalkanku.

Dan Abu Ahmad al-Murta’isy yang mengatakan: Saya mendengar ibrahim al-Khawwash —rahimahullah—  berkisah: Aku pernah tersesat di padang pasir dalam beberapa hari. Tiba-tiba ada seseorang mendekatiku sembari mengucapkan salam. “Assalamu’alaika.” Lalu aku menjawabnya. “Wa’alaikumsalaam.” “Apakah Anda tersesat?” tanya orang itu. “Ya!” jawabku. Kemudian lebih lanjut orang itu bertanya, “Bolehkah aku menunjukkan jalan untuk Anda.” “Tentu saja boleh!” jawabku. Kemudian orang itu berjalan beberapa langkah di depanku, tapi kemudian menghilang, dan tiba-tiba aku sudah berada dijalan yang lurus. Sejak aku berpisah dengan orang itu aku tak pernah tersesat lagi dan tidak pernah lapar dan haus.

Minggu, 16 Maret 2014


AL Mubarok ku
Al-mubarok ...
Sudah cukup lama engkau tegak tanpa letih,
buat naungan hati yang gontai tertatih ....
engkau berdiri begitu kokoh ..
sebagai penempa insan pembentuk tokoh ...

ikhlasmu gugur terurai ..
belaimu lembut merenggut ..
sepertinya engkaulah salah satu dari jutaan ribu pilar dunia
engkaulah sebagai pelestari alam fana ..

Rabu, 05 Februari 2014

KISAH TAUBATNYA ORANG YANG MENGINGKARI KITAB IHYA' ULUMIDDIN
Kisah Taubatnya Orang yang Mengingkari dan Ingin Membakar Kitab Ihya' Ulumiddin –
Siapa yang tidak kenal dengan kitab Ihya' Ulumiddin ? Kitab fenomenal karya hujjatul islam Imam Ghazali ini sangat dikenal di seantero negeri. di pesantren-pesantren salaf, kitab ini menjadi rujukan dan kajian utama dan "makanan" sehari-hari para santri. Di kalangan ulama tasawuf, kitab ihya' juga menjadi kitab rujukan utama dari berbagai aliran thariqah yang ada. Namun demikian, ada sebagian kelompok yang mengingkari kitab ihya' ini dengan mengatakan bahwa di dalamnya banyak sekali hadist dhaif. Padahal jumhur ulama sepakat bahwa hadist dhaif masih dapat digunakan untuk berhujjah khususnya yang berkaitan dengan fadhailul 'amal.

Terlebih dengan ulama sekaliber imam Ghazali, tentu saja tidak serampangan menggunakan hadist dan dalam membuat karyanya tersebut. Beliau sangat berhati-hati dalam menulis karyanya tersebut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya bahwa sebelum dimasukkan dan ditulis ke dalam kitab ihya', Imam Ghazali senantiasa konsultasi dulu secara bathiniyah dengan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. dan ini yang di kalangan sufi merupakan sesuatu yang lumrah sementara di luar mereka sangat sulit untuk mempercayainya.Seperti kisah seorang ulama bernama Abul Hasan Ali bin Harzahim al-Faqih atau lebih dikenal dengan al-Maghrabi yang mengingkari kitab Ihya'. Berikut kisah selengkapnya yang dikutip dari kitab ta'rifil ahya' bifadhailil ihya':

Kamis, 23 Januari 2014

Kiai Sya'roni Paparkan Keistimewaan Shalawat Nabi
Kudus, NU Online
Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi memaparkan keistimewaan amalan shalawat atas Rasululllah SAW. Diterangkan, ulama sepakat bahwa segenap amalan orang mukmin belum tentu diterima oleh Allah, kecuali membaca shalawat kepada Rasulullah SAW.

“Shalawat atas Nabi pasti diterima dan tidak mungkin ditolak. Sebab doa-doa yang diawali dan diakhiri shalawat akan terkabul,” tegas KH. Sya’roni Ahmadi dalam acara Maulidurrasul dan Haul Muallif Dalail Khairat, Syekh Abi Abdillah Muhammad Bin Sulaiman Al Jazuli di Pesantren darul Falah jekulo Kudus, Sabtu (18/1).

Ulama kharismatik yang biasa disapa Mbah Sya’roni ini menerangkan, amal yang satu ini tak perlu waktu, tempat, atau syarat tertentu lainnya untuk dipenuhi. Bahkan, sekalipun tak diniati dengan baik, shalawat tetap menjadi amalan yang diterima. Tentu dengan kesopanan yang layak untuk melafal shalawat.

Kamis, 09 Januari 2014

Kebijakan Ekonomi di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khatab
Oleh Farah Majdi 
A. Pendahuluan
Kajian tentang sejarah sangat penting bagi ekonomi, karena sejarah adalah laboratarium umat manusia. Ekonomi sebagai salah satu ilmu sosial, perlu kembali kepada sejarah agar dapat melaksanakan eksperimen-eksperimennya dan menurunkan kecenderungan-kecenderungan jangka panjang dalam berbagai variabel ekonomiknya. Sejarah memberikan dua aspek utama kepada ekonomi, yaitu sejarah pemikiran ekonomi dan sejarah unit-unit ekonomi seperti individu-individu, badan-badan usaha dan ilmu ekonomi (itu sendiri). [1]
Kajian tentang sejarah pemikiran ekonomi dalam Islam seperti ini akan membantu menemukan sumber-sumber pemikiran ekonomi Islam kontemporer, di satu pihak, dan di pihak lain, akan memberi kemungkinan kepada kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perjalanan pemikiran ekonomi Islam selama ini. Kedua-duanya akan memperkaya ekonomi Islam kontemporer dan membuka jangkauan lebih luas bagi konseptualisasi dan aplikasinya. 
Di antara beberapa kajian sejarah pemikiran ekonomi adalah kajian ekonomi di zamanKhulafâ Râsyidûndan sistem perekonomian yang dibangun pada masa pemerintahan mereka. Di zaman itu, terdapat beberapa sistem perekonomian Islam, seperti penarikan zakat yang tegas di zaman Abu Bakar, dan beberapa reformasi dan perombakan sistem yang digalakkan pada masa khalifah Umar bin Khattab, bahkan ada sistem yang baru dikenal dan dicetuskan dalam sejarah Islam di periode pemerintahannya. Kemudian sumber daya alam dikembangkan di zaman Utsman bin Affan dan penghargaan terhadap para pensiunan pada masa Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah.