"Migunani Marang liyan,Ora Gawe Kapitunaning Liyan,Marsudi Luhur Ing jiwo"

Rabu, 30 April 2014


Karena Kejujuran, Kesucian, dan Juga Kebenarannya
Syeikh Abu Nashr as-Sarraj - rahimahullah -  berkata: Ja’far al-Khuldi memberitahuku tentang apa yang aku bacakan kepadanya: Al-Junaid —rahimahullah - bercerita
padaku: Suatu hari aku datang pada Sari as-Saqathi, kemudian ia berkata padaku: Aku akan menjadikan Anda kagum, karena hurung kecil (emprit) yang datang dan hinggap di serambi muka rumah ini. Lain aku mengambil segenggam makanan dan kulumatkan di telapak tanganku. lalu burung itu terbang dan hinggap di ujung jari-jemariku dan makan makanan yang ada di tanganku. Namun di waktu lain Ia datang di serambi muka rumah ini, kemudian aku mengambil sepotong roti yang sudah kulumatkan di atas telapak tanganku, tapi burung itu tak mau hinggap di tanganku sebagaimana sebelumnya. Lalu aku berpikir apa sehabnya Ia merasa takut denganku. Akhirnya aku ingat, bahwa aku pernah makan garam dengan rempah-rempah dan bumbu. Kemudian dalam rahasia hati (sirr) aku berkata, “Saya tobat dan tidak akan makan garam yang berempah dan penuh bumbu.” Akhirnya ia mau hinggap di tanganku dan makan apa yang ada di tanganku lalu ia terbang meninggalkanku.

Dan Abu Ahmad al-Murta’isy yang mengatakan: Saya mendengar ibrahim al-Khawwash —rahimahullah—  berkisah: Aku pernah tersesat di padang pasir dalam beberapa hari. Tiba-tiba ada seseorang mendekatiku sembari mengucapkan salam. “Assalamu’alaika.” Lalu aku menjawabnya. “Wa’alaikumsalaam.” “Apakah Anda tersesat?” tanya orang itu. “Ya!” jawabku. Kemudian lebih lanjut orang itu bertanya, “Bolehkah aku menunjukkan jalan untuk Anda.” “Tentu saja boleh!” jawabku. Kemudian orang itu berjalan beberapa langkah di depanku, tapi kemudian menghilang, dan tiba-tiba aku sudah berada dijalan yang lurus. Sejak aku berpisah dengan orang itu aku tak pernah tersesat lagi dan tidak pernah lapar dan haus.