"Migunani Marang liyan,Ora Gawe Kapitunaning Liyan,Marsudi Luhur Ing jiwo"

Sabtu, 13 Oktober 2012

Syeh Samsuddin Penyebar Islam Pertama di Tuban

Sosialnews.com – Siapa sangka awal penyebaran Islam di telatah Tuban ada di Desa Jenu Kecamatan Jenu, terbukti dengan adanya makam tua yang dihormati oleh masyarakat setempat yaitu makam Syeh Samsuddin. datang dari negeri timur tengah menyebarkan agama Islam, 5 abad yang lalu.
“Keberadaan makam Syeh Samsuddin yang tepat di belakang masjid astana, menurut cerita para sesepuh desa sudah sangat lama kurang lebih sudah hampir 5 abad yang lalu dan meyebarkan Islam di Desa Jenu dan sekitarnya.” Terang Abdul Malik juru kunci makam Syeh Samsuddin.
Perjuangan Syeh Samsuddin dalam menyebarkan Islam ke tanah Jawa, khususnya wilayah Tuban sudah lama sebelum Wali Songo, sehingga diyakini oleh masyarakat setempat pertama kali penyebaran Islam di tanah jawa itu dari wilayah Jenu.
 
“Syeh Samsuddin menyebarkan Islam di tanah Jawa jauh sebelum Wali Songo hal ini diketahui dengan adanya tulisan tahun meninggal pada batu nisan cucu syeh samsuddin yang pada saat itu zaman wali songo.” Terangnya.
“Cucunya saja meninggal pada zaman Wali Songo berarti Syeh Samsuddin sudah ada lama sebelum Wali Songo,” Tambahnya.
Salah satu dari karomah Syeh Samsuddin, saat syeh berniat untuk melaksakan ibadah haji, anehnya Beliau mengunakan mancong (kulit bunga pada pohon kelapa) sebagai kendaraan melaksakan ibadah haji. Sehingga sampai sekarang menjadi tradisi, khususnya masyarakat Kecamatan Jenu, apabila hendak menuaikan ibadah haji sebelum berangkat para calon haji ini berkumpul di makam Syeh samsuddin untuk berdoa dan pamitan.
“Calon haji khusunya warga Kecamatan Jenu sebelum berangkat ke tanah suci pasti tujuan pertama ke makam Syeh Samsuddin untuk memanjatkan doa dan berpamitan.” Tandasnya.
Kekeramatan Syeh Samsuddin yang sampai kini terus diyakini oleh masyarakat setempat. Merawat dan melestarikan peninggalan syeh samsuddin, maka akan mendatangkan kemakmuran kepada masyarakat setempat berkat barokahnya syeh, tetapi sebaliknya apabila masyarakat sudah mengabaikan dan tidak merawat apa yang telah ditinggalkan diyakini akan mendatangkan musibah bagi masyarakat.
Keyakinan masyarakat ini dibuktikan pada tahun 1908, pernah terjadi musibah di Desa Jenu yang amat menakutkan, sebagian besar penduduk warga terserang penyakit dan akhirnya meninggal. sehingga banyak penduduk yang mengungsi ke desa lain, hal ini diyakini disebabkan pada saat itu masyarakat tidak lagi merawat makam dan masjid Syeh Samsuddin.
Diceritakan saking tidak terawatnya masjid syeh Samsuddin dipenuhi semak belukar yang sampai menutupi masjid, hingga pada akhirnya datang Syeh Husen, yang datang dari Desa Podang Kecamatan Singgahan Tuban merawat dan menghidupkan kembali masjid peninggalan Syeh samsuddin, akhirnya musibah yang menimpa warga Desa Jenu berangsur-angsur pulih kembali.
Selama perjuangannya menyebarkan Islam, banyak sekali peninggalan-peninggalan beliau salah satunya masjid Astana yang berada di Desa Jenu, tongkat untuk Khotbah, pancing mas, beduk dan Sumur tua.
“Berdasarkan bukti-bukti yang ada, masjid yang pertama kali di Tuban bahkan di Pulau Jawa adalah Masjid Astana peninggalan syeh Samsuddin yang ada di Desa Jenu.” imbuh Yudi salah satu perangkat Desa Jenu.
Dari beberapa peninggalan syeh yang mengagumkan adalah beduk dan sumur tua, karena untuk membuat beduk syeh tidak menggunakan kulit sapi atau kambing pada umum beduk yang ada, tetapi menggunakan kulit tumo ( kutu yang biasa hidup di kepala) sebagai beduk, sedangkan sumur tua yang terletak pas di dalam masjid yang mempunyai 3 mata air ini dipercaya hingga sekarang mempunyai banyak khasiat dapat menyebuhkan bermacam-macam penyakit.
“Dari kulit tumo ( kutu yang biasa hidup di kepala ) syeh Samsuddin membuat beduk, tapi sayang karena sudah termakan usia beduk tersebut rusak berat tidak bisa dipakai lagi.” Terang Abdul Malik.
“Selain itu peninggalan Syeh samsuddin yang hingga kini masih dipercaya khasiatnya adalah sumur tua yang terletak di dalam masjid karena diyakini dengan barokahnya menggunakan air sumur tersebut bisa mendapatkan keselamatan, dan yang sangat manjur sekali kalau air sumur tua tersebut digunakan untuk acara sumpah pocong selama ini selalu terbukti.” Tambahnya.
Kondisi makam dan masjid astana serta sumur tua dari pantauan sosialnews masih terjaga sangat bagus, dan lokasi makam Syeh samsuddin yang berada persis di belakang masjid astana juga sudah direnovasi, dengan memberikan cungkup yang besar sehingga memudahkan masyarakat untuk berziarah dan tidak kuatir kehujanan maupun kepanasan.(udin)
Sumber: http://sosialnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar