"Migunani Marang liyan,Ora Gawe Kapitunaning Liyan,Marsudi Luhur Ing jiwo"

Selasa, 20 Juli 2010

TANBIH

Bismillahirrohmanirrohim

Tanbih ini dari Syaekhuna Almarhum, Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a .yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kajembaran Rahmaniyah.

Sabda Beliau ,khususnya kepada segenap murid pria maupun wanita ,tua maupun muda ; semoga ada dalam kebahagiaan, di karuniai Allah Subhanahu wa Ta'ala, kebahagiaan yang kekal dan abadi ,dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita semua .

Demikian juga, semoga pimpinan negara bertambah kemuliaan dan ke agungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil ,dan makmur dhohir maupun bathin.

Sesungguhnya kami tempat orang bertanya tentang Thoriqot Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah , menghaturkan dengan tulus ikhlas berwasiat kepada segenap murid- murid ; berhati- hatilah dalam segala hal ,jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan agama maupun Negara.

Taatilah keduanya itu sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam ke imanan .
Tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Agama dan Negara, taat ke Hadirat Ilahi yang membuktikan perintah agama dan Negara .
Insyafilah hai murid –murid sekalian ; Janganlah terpaut oleh bujukan nafsu , terpengaruh oleh godaan syetan,waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah agama maupun Negara, agar dapat meneliti diri,supaya tidak tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita .

Lebih baik buktikanlah kebajikan yang timbul dari kesucian :
Pertama: Terhadap orang –orang yang lebih tinggi dari pada kita , baik dhohir maupun bathin, harus kita hormati,
begitulah seharusnya hidup rukun dan saling menghargai .

Kedua :Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya,jangan sampai terjadi persengketaan,sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah agama maupun Negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan ,agar kita tidak terkena firman Allah Adzaabun Aliim ,yang berarti duka – nestapa selama –lamanya dari dunia sampai akhirat (badan payah ati susah ).

Ke tiga : Terhadap orang – orang yang keadaannya di bawah kita ,janganlah menghinakannya atau berbuat tidak senonoh,bersikap angkuh .Sebaliknya ,harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya ,jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya. Sebaliknya ,harus di tuntun dan di bimbing dengan nasehat yang lemah –lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menapaki jalan kebajikan

Keempat:Terhadap fakir–miskin,harus kasih sayang,ramah tamah serta bermanis budi, bersikap dermawan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi,betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh,hanya diri sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir- miskin itu bukan nya kehendak sendiri ,namun itulah ketentuan Tuhan .

Demikianlah semestinya sikap manusia yang penuh kesadaran , meskipun terhadap orang asing; karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam a.s .juga . Mengingat ayat 70 Surat Isro' yang artinya : Sangatlah Kami mulyakan keturunan Adam,dan Kami sebarkan mereka di darat dan di lautan dan Kami beri kepada mereka rizki yang baik- baik dan Kami mengutamakan mereka lebih utama dari makhluk lainnya . Kesimpulan dari ayat ini ,bahwa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat Surat Al -Maidah ayat : 2 yang mafhumnya : …….hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh- sungguh terhadap agama maupun Negara ,sebaliknya janganlah tolong –menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah agama maupun Negara.

Adapun soal ke agamaan, itu terserah agamanya masing – masing, mengingat Surat Al –Kafirun ayat 6:" Agamamu untuk kamu,agamaku untuk aku" , maksudnya jangan terjadi perselisihan ,wajiblah kita hidup rukun dan damai,saling harga menghargai ,tetapi janganlah sekali- kali ikut campur.

Cobalah renungkan pepatah leluhur kita: Sina logor dina liang jarum,ulah sereg di buana . Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai .Andaikan tidak demikian ,pasti sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna . Karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri .
Dalam Surat An-Nahl ayat 112 di terangkan bahwa : Tuhan yang Maha Esa telah memberikan contoh ,yakni tempat maupun kampung ,desa maupun Negara yang dahulunya aman dan tenteram ,gemah ripah loh jinawi , namun penduduknya /penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah ,maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan,penderitaan,ketakutan ,dan sebagainya yang di sebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri .

Dengan demikian ,hendaklah segenap murid- murid bertindak hati –hati dan teliti ( apik,tilik,jeung pamilih) dalam segala jalan yang di tempuh, guna kebaikan dhohir- bathin,dunia maupun akhirat,supaya hati tenteram,jasad nyaman .Jangan sekali –kali timbul persengketaan,tidak lain tujuannya " Budi Utama-Jasmani Sempurna " (cageur –bageur ) .

Tiada lain amalan kita, Thoriqot Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah, amalkan dengan sungguh-sungguh guna meraih segala kebaikan dhohir bathin,menjauhi segala kejahatan dhohir bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani ,yang selalu di selimuti bujukan nafsu, di goda oleh perdaya syetan.
Wasiat ini mesti di laksanakan dengan seksama oleh segenap murid-murid supaya bisa mencapai keselamatan dunia dan akhirat .

Patapan Suryalaya ,13 Februari 1956
Wasiat ini di sampaikan kepada segenap ahli –ahli

Ttd

( Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul 'Arifin r.a )


UNTAIAN MUTIARA


1. Jangan menyalahkan pengajaran orang lain
2. Jangan membenci Ulama yang sejaman

3. Jangan memeriksa murid orang lain

4. Jangan meninggalkan tempat jika tersinggung


HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCI KEPADAMU

Pangersa Guru Al marhum



















TANBIH

Bismillahirrohmanirrohim

Tanbih ini dari Syaekhuna Almarhum, Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a .yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kajembaran Rahmaniyah.

Sabda Beliau ,khususnya kepada segenap murid pria maupun wanita ,tua maupun muda ; semoga ada dalam kebahagiaan, di karuniai Allah Subhanahu wa Ta'ala, kebahagiaan yang kekal dan abadi ,dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita semua .

Demikian juga, semoga pimpinan negara bertambah kemuliaan dan ke agungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil ,dan makmur dhohir maupun bathin.

Sesungguhnya kami tempat orang bertanya tentang Thoriqot Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah , menghaturkan dengan tulus ikhlas berwasiat kepada segenap murid- murid ; berhati- hatilah dalam segala hal ,jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan peraturan agama maupun Negara.

Taatilah keduanya itu sepantasnya, demikianlah sikap manusia yang tetap dalam ke imanan .
Tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap Agama dan Negara, taat ke Hadirat Ilahi yang membuktikan perintah agama dan Negara .
Insyafilah hai murid –murid sekalian ; Janganlah terpaut oleh bujukan nafsu , terpengaruh oleh godaan syetan,waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah agama maupun Negara, agar dapat meneliti diri,supaya tidak tertarik oleh bisikan iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita .

Lebih baik buktikanlah kebajikan yang timbul dari kesucian :
Pertama: Terhadap orang –orang yang lebih tinggi dari pada kita , baik dhohir maupun bathin, harus kita hormati,
begitulah seharusnya hidup rukun dan saling menghargai .

Kedua :Terhadap sesama yang sederajat dengan kita dalam segala-galanya,jangan sampai terjadi persengketaan,sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah agama maupun Negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan ,agar kita tidak terkena firman Allah Adzaabun Aliim ,yang berarti duka – nestapa selama –lamanya dari dunia sampai akhirat (badan payah ati susah ).

Ke tiga : Terhadap orang – orang yang keadaannya di bawah kita ,janganlah menghinakannya atau berbuat tidak senonoh,bersikap angkuh .Sebaliknya ,harus belas kasihan dengan kesadaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya ,jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya. Sebaliknya ,harus di tuntun dan di bimbing dengan nasehat yang lemah –lembut yang akan memberi keinsyafan dalam menapaki jalan kebajikan

Keempat:Terhadap fakir–miskin,harus kasih sayang,ramah tamah serta bermanis budi, bersikap dermawan, mencerminkan bahwa hati kita sadar. Coba rasakan diri kita pribadi,betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh karena itu janganlah acuh tak acuh,hanya diri sendirilah yang senang, karena mereka jadi fakir- miskin itu bukan nya kehendak sendiri ,namun itulah ketentuan Tuhan .

Demikianlah semestinya sikap manusia yang penuh kesadaran , meskipun terhadap orang asing; karena mereka itu masih keturunan Nabi Adam a.s .juga . Mengingat ayat 70 Surat Isro' yang artinya : Sangatlah Kami mulyakan keturunan Adam,dan Kami sebarkan mereka di darat dan di lautan dan Kami beri kepada mereka rizki yang baik- baik dan Kami mengutamakan mereka lebih utama dari makhluk lainnya . Kesimpulan dari ayat ini ,bahwa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat Surat Al -Maidah ayat : 2 yang mafhumnya : …….hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh- sungguh terhadap agama maupun Negara ,sebaliknya janganlah tolong –menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah agama maupun Negara.

Adapun soal ke agamaan, itu terserah agamanya masing – masing, mengingat Surat Al –Kafirun ayat 6:" Agamamu untuk kamu,agamaku untuk aku" , maksudnya jangan terjadi perselisihan ,wajiblah kita hidup rukun dan damai,saling harga menghargai ,tetapi janganlah sekali- kali ikut campur.

Cobalah renungkan pepatah leluhur kita: Sina logor dina liang jarum,ulah sereg di buana . Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai .Andaikan tidak demikian ,pasti sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tak berguna . Karena yang menyebabkan penderitaan diri pribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri .
Dalam Surat An-Nahl ayat 112 di terangkan bahwa : Tuhan yang Maha Esa telah memberikan contoh ,yakni tempat maupun kampung ,desa maupun Negara yang dahulunya aman dan tenteram ,gemah ripah loh jinawi , namun penduduknya /penghuninya mengingkari nikmat-nikmat Allah ,maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan,penderitaan,ketakutan ,dan sebagainya yang di sebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri .

Dengan demikian ,hendaklah segenap murid- murid bertindak hati –hati dan teliti ( apik,tilik,jeung pamilih) dalam segala jalan yang di tempuh, guna kebaikan dhohir- bathin,dunia maupun akhirat,supaya hati tenteram,jasad nyaman .Jangan sekali –kali timbul persengketaan,tidak lain tujuannya " Budi Utama-Jasmani Sempurna " (cageur –bageur ) .

Tiada lain amalan kita, Thoriqot Qoodiriyyah Naqsyabandiyyah, amalkan dengan sungguh-sungguh guna meraih segala kebaikan dhohir bathin,menjauhi segala kejahatan dhohir bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani ,yang selalu di selimuti bujukan nafsu, di goda oleh perdaya syetan.
Wasiat ini mesti di laksanakan dengan seksama oleh segenap murid-murid supaya bisa mencapai keselamatan dunia dan akhirat .

Patapan Suryalaya ,13 Februari 1956
Wasiat ini di sampaikan kepada segenap ahli –ahli

Ttd

( Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul 'Arifin r.a )


UNTAIAN MUTIARA


1. Jangan menyalahkan pengajaran orang lain
2. Jangan membenci Ulama yang sejaman

3. Jangan memeriksa murid orang lain

4. Jangan meninggalkan tempat jika tersinggung


HARUS MENYAYANGI ORANG YANG MEMBENCI KEPADAMU

Pangersa Guru Al marhum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar