"Migunani Marang liyan,Ora Gawe Kapitunaning Liyan,Marsudi Luhur Ing jiwo"

Selasa, 03 Agustus 2010


MAKLUMAT

No : 20.PPS.VI.1994


Bismillahirrohmanirrohim.
Dalam rangka meningkatkan ketertiban dalam melaksanakan pengamalan Thariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah, maka dengan ini Abah mengharap:
1. Dzikir jahr yang dilaksanakan secara berjamaah harus tertib, tartil/fasih seirama dan senada sehingga jelas terdengar hurufnya (LAA ILAAHA ILLALLAAH) : jangan ada yang cepat/kencang, ada yang lambat, tidak teratur, sehingga tidak bisa mencapai konsentrasi atau khusyu’.
2. Bila dzikir dilaksanakan sendirian, suaranya jangan keras-keras, terutama bila malam telah larut.
3. Dzikir karena terlalu khusyu’, sampai ingin menangis, hal itu dibolehkan, dengan catatan jangan sampai mengganggu orang lain, sehingga suasana menjadi goncang, hal tersebut harus dicegah.
4. Bilamana orang yang zikir dapat mengganggu orang lain, maka Imam harus bertindak untuk mencegah orang itu, yaitu dengan memperingati atau merendahkan temperatur suara dzikir secara bersama.
5. Berjamaah dzikir, baik di Mesjid maupun di rumah, hendaknya cukup mengikuti hitungan 165 kali, andaikata ingin lebih banyak, hal tersebut dapat dilaksanakan secara sendirian dengan suara yang tidak terlalu keras.
6. Bila ada yang kebetulan mendapatkan inkisyaful qolbi/terbuka hati, hal ini jangan diberitahukan kepada orang lain tapi cukup dirasakan sendiri sehingga makin mantap.
7. Senantiasa membaca, menghayati dan mengamalkan TANBIH.
8. Senantiasa meningkatkan peribadatan, dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Demikian harapan Abah, semoga para ikhwan dapat melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.

Suryalaya, 25 Juni 1992

Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya

KH. A. Shohibul Wafa Tajul Arifin

Sumber:www.facebook.com/tqn-jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar