SABAR DAN SYUKUR
Sebagai contoh : Seekor ayam (betina) hanya mengeluarkan 2 hal. Kalau tidak telur ayam maka tahi ayam. Mana yang lebih banyak keluar? Telur atau tahi. Jawabannya adalah tahinya. Semenjak dia menetas sudah mengeluarkan tahi dan baru bisa bertelur, kira-kira sudah berumur 6 bulan. Meskipun sudah bertelur tetap saja seekor ayam mengeluarkan tahi. Kalau ditanya mana yang halal, jawabannya adalah telur. Mana yang haram/najis? Jawabannya adalah tahi. Tapi kalau pertanyaannya: Pilih yang mana, telur atau tahi? Jawaban setiap orang akan berbeda-beda. Ada yang ingin telur ada yang ingin tahi kalau dia petani. Dua-duanya bermanfaat bagi manusia. Padahal kalau kita mau mengumpulkan tahi dari sejak ayam lahir hingga bertelur maka kita akan banyak mendapatkan pupuk untuk tanaman. Dari pada ingin sebuah telur harus menunggu 6 bulan, dan pada akhirnyapun telur itu akan mengeluarkan tahi.
Dari perumpamaan tersebut, apabila kita diberi nikmat (telur) maka bersyukurlah. Tapi kalau Allah memberi musibah (tahi) maka bersabarlah. "Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". (QS. al-Kahfi : 28). Jadi kalau kita mau bersabar harus bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya. Tuhan mana yang kita seru, Laa ilaaha Illallah. Musa bertanya kepada Allah, bagaimana caranya bersyukur? Allah menjawab : Jika Engkau ingat kepada-Ku maka engkau sedang bersyukur. Jika engkau lupa kepada-ku maka engkau sedang kufur kepada-Ku. Alhamdulillah, kedua-duanya telah kita miliki, tinggal mengamalkannya
Di samapaikan oleh ;Drs.K H. Nur Muhamad Suharto dalam acara Kuliah Subuh di Masjid Nurul Asror PonPes Suryalaya.
Sumber :www.suryalaya.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar